KARAKTERISTIK SUHU DAN SALINITAS VERTIKAL KAITANNYA DENGAN MASSA AIR SELAMA PERIODE IOD (+), IOD (-), MUSIM BARAT, DAN MUSIM TIMUR DI SELAT MENTAWAI
DOI:
https://doi.org/10.56064/maspari.v15i1.21Kata Kunci:
IOD, massa air, monsun, Selat Mentawai, T-S diagramAbstrak
Selat Mentawai merupakan bagian Perairan Barat Indonesia yang secara geografis dilalui fenomena antar tahunan Indian Ocean Dipole (IOD) dan monsun. Lokasi penelitian ini secara geografis terletak di antara 2,3°–3,3° LU dan 100°–101,5° BT. Data yang digunakan adalah data Conductivity Temperature Depth (CTD) untuk mengukur parameter kedalaman, temperatur, dan salinitas. Analisis data CTD menggunakan diagram T-S menunjukkan hubungan antara suhu dan salinitas di beberapa kedalaman. Data model arus digunakan untuk melihat distribusi arus laut secara horizontal. Hasil analisa diagram T-S menunjukan lapisan termoklin berada pada kedalaman antara 50-150 m. Lapisan termoklin saat IOD (-) berada pada kedalaman 92–155 m, lebih dalam daripada IOD (+) pada kedalaman 77–130 m. Lapisan termoklin saat monsun barat pada kedalaman 92,3-155,8 m lebih dalam daripada monsun timur pada kedalaman 55,7–109,7 m. Arus laut Selat Mentawai dipengaruhi oleh perubahan IOD dan monsun, di mana saat IOD (-) arah arus dominan dari Barat Laut ke Tenggara dan sebaliknya saat IOD (+) arah arus dominan dari Tenggara ke Barat Laut. Pada monsun barat, arah arus dominan dari Barat Laut ke Tenggara, sebaliknya saat monsun timur arah arus dominan dari Tenggara ke Barat laut. Karakteristik massa air di upper water (0–500 m) wilayah Selat Mentawai terdiri dari Benggal Bay Water (BBW), Subtropical Low Water (SLW), South Indian Central Water (SICW), Indonesian Upper Water, dan Indian Equatorial Water. Pada wilayah intermediate water massa air yang paling dominan berasal dari Red-Sea Persian Intermediate Water (RSPIW). Pada kondisi IOD +, IOD -, Monsun Barat, dan Monsun Timur tidak terdapat perbedaan karakteristik massa air.
Kata kunci: IOD, massa air, monsun, Selat Mentawai, T-S diagram.